Pengalaman saya yang ini terjadi pada bulan september tahun yang lalu, dimana pukul 8 malam saya bersama kakak sepupu saya Ka Nuss, kami berangkat dari stasiun Senen Jakarta Pusat dengan tujuan stasiun Tugu, Jogjakarta. Selama perjalanan banyak sekali kejadian yang belum pernah saya rasakan. Karena ini merupakan pengalaman pertama saya menaiki kereta api antar kota (yah.. biasanya si cm dalam kota aja). Di dalam kereta banyak sekali pedagang yang menjual beraneka ragam budaya macam barang, entah itu berupa makanan ataupun berupa benda. Dan tak lupa juga yang selalu membuat keadaan jadi ramai, siapa lagi kalo bukan pengamen yang lengkap dengan berbagai jenis alat musiknya. Setelah lama melihat pemandangan yang baru bagi saya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, perut saya pun mulai menyanyikan lagu keroncong (weh... mau ngamen juga ya mas...). Saya mulai merasa lapar, yah maklumlah dari tadi di stasiun makannya cuma kacang doang. Mengetahui bahwa saya sudah lapar, ka Nuss berinisiatif untuk membeli makan di stasiun berikutnya. Namun Karena saking lamanya sampai di stasiun berikutnya, kami akhirnya memutuskan untuk membeli makanan yang di sediakan oleh pelayan kereta api, yah.. walaupun agak mahal, terpaksalah karena urusan perut ga bisa di kompromi. Ini merupakan kejadian yang tidak akan saya lupakan dan tidak akan saya ulangi lagi, yaitu ketika sang pelayan kereta mengantar pesanannya (waktu itu saya dan ka Nuss memesan nasi goreng) “Buseeet” dalam hati saya. Nasi gorengnya dikit amat kalah dah ama nasi KFC, mana harganya mahal lagi, yah mau gimana lagi udah terlanjur di pesan makan juga akhirnya, toh perut udah laper banget. Hingga akhirnya keretapun berhenti di stasiun berikutnya kamipun membeli makanan lagi (maklum porsi suku.. Hehhe).
Singkat cerita setelah menempuh perjalanan kurang lebih 9 jam akhirnya kamipun sampai di stasiun Tugu. Setiba di jogja ka Nuss langsung menghubungi ka Devin untuk menjemput kami, tak lama kemudian ka Delvin pun tiba. Dengan menggunakan taxi kamipun beranjak meninggalkan stasiun, setelah lama sang sopir belok kanan, belok kiri, muter balik, lurus lagi, akhirnya kamipun sampai di The Janti’s (kata org di situ sie, ikut ajalah.. wkwkwk) tempat saya dan ka Nuss tinggal selama berada di jogja.
Selama di jogja saya pergi ke beberapa tempat wisata yang sangat terkenal seperti candi Borobudur, pantai Parangtritis, dan Malioboro. Atau ke tempat-tempat yang sering di kunjungi seperti Alun-alun. Di alun-alun saya sempat mecoba melewati dua pohon besar yang umurnya sudah puluhan tahun. Kata orang-orang si kalo berhasil permintaan kita dapat terkabulkan, dan saya berhasil setelah mencobanya dua kali (Hehe... susah jg sie, keliatannya aja gampang). Saya juga sempat pergi ke stadion kebanggaan masyarakat jogja Maguwoharjo yang mana belum lama ini di pakai sebagai tempat pengungsian korban bencana gunung merapi. Dan tempat yang paling sering saya kunjungi yaitu Amplaz atau Ambarukmo Plaza, yang berada di pusat kota. Oh iya hampir saja lupa, saya juga sempat mampir dan foto-foto di Tugu jogja, ternyata banyak juga yang pada foto di situ.
Yah.. Itulah sedikit kisah perjalanan saya di kota kesultanan, berhubung saya sudah ngantuk banget, pengen tidur cukup sekian dulu ceritanya. Intinya jogja mantep dah kaga nyesel kalo kesono. Jangan lupa kalo udah nyampe jogja bawain saya oleh-oleh bakpia ya... Hehehehe. . .
Selengkapnya...