Indahnya Meraukeku

Posted: Rabu, 02 Februari 2011 by Egghy Racong Reopat in Label:
1

"Dari Sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung-menyambung menjadi satu Itulah Indonesia...."


Masih ingat kan lagu yang membanggakan itu? Lagu ciptaan R. Surarjo tersebut sering dinyanyikan tatkala kita duduk di bangku sekolah dulu. Sabang adalah kota di bagian paling Barat wilayah Indonesia, terletak di Pulau We, Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan Merauke merupakan kota/kabupaten di wilayah paling Timur Indonesia, Provinsi Papua yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini (PNG).
Beberapa tahun lalu, lagu di atas, khususnya larik pertama, sempat "dikomplain" oleh Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze. Menurutnya, waktu terbit matahari di Merauke dua jam lebih awal dibandingkan dengan munculnya sang surya di bagian Barat wilayah Indonesia. Tetapi banyak orang menyebut bentang wilayah RI dari Sabang hingga Merauke, bukan sebaliknya.

Terlepas dari ungkapan tersebut, tentu lebih menyenangkan bila Anda melihat dari dekat kekayaan alam dan pesona Merauke. Mengunjungi Merauke, apalagi dari Jakarta, Anda harus siap menempuh perjalanan panjang dan transit di beberapa bandar udara.
Namun kepenatan itu berakhir ketika pesawat mendarat di Bandar Udara Mopah, Merauke. Lelah dan rasa kantuk akibat kurang tidur langsung lenyap ketika mendapati kamar hotel memiliki penyejuk ruangan. Sesuatu yang tak diduga dan terbayangkan dari awal.

Pikiran bakal tak bisa tidur nyenyak karena khawatir terkena malaria, mulai sirna. Mengingat tingkat kelembaban di Merauke cukup tinggi, berkisar 78-81 persen berdasarkan data di Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) setempat. Apalagi sekitar 75 persen kawasan Merauke masih diselimuti hutan yang cukup lebat.

Potensi Wisata

Kabupaten Merauke merupakan salah satu dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua.

Bila di sebelah Timur Merauke berbatasan dengan PNG, maka di Utara berhadapan dengan Kabupaten Boven Digul dan Kabupaten Mappi. Sedangkan di bagian Barat dengan Kabupaten Asmat dan di Selatan terbentang Laut Arafura.

Dengan luas wilayah 45.071 kilometer persegi, Kabupaten Merauke memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Sementara pariwisata dan budaya merupakan salah satu potensi yang turut mendukung. Sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan merupakan sektor-sektor unggulan dan prospektif.

Secara umum potensi wisata di Merauke dapat dipilah-pilah berdasarkan wisata alam, sejarah, dan budaya.

Wisata Alam
Wisata alam meliputi pantai-pantai di bagian selatan, taman nasional, suaka margasatwa atau cagar alam, dan penangkaran buaya.


Buti Beach
Pantai Buti terletak tidak jauh dari batas kota Merauke. Di Pantai ini terdapat hamparan pohon kelapa dan juga pohan bakau di sepanjang pinggiran pantai. Hanya dengan lima ribu rupiah anda juga dapat menikmati manisnya air kelapa sambil melihat pemandangan pantai yang sejuk.
                   Di malam hari pantai ini nampak amat sangat indah, selain itu Anda juga dapat menyaksikan indahnya matahari terbenam saat senja hari. Di siang hari Anda dapat menyaksikan para nelayan dengan hasil tangkapannya, menjadi satu pemandangan tersendiri yang amat istimewa. Pantai ini menjadi area rekreasi yang cukup digemari penduduk  Merauke maupun kota-kota sekitarnya.


Taman Nasional Wasur
Taman Nasional Wasur berjarak cukup jauh dari Kota Merauke. Anda akan menempuh perjalanan sepanjang 15 kilometer, yah.. kira-kira 1 jam perjalanan untuk sampai di TN Wasur.
Tapi tidak usah khawatir karena sepanjang perjalanan anda bisa menikmati pepohonan-pepohonan yang indah, dan juga hewan-hewan liar separti burung-burung, maupun hewan darat lainnya.
Di Taman Nasional Wasur ini anda akan menemukan berbagai macam hal-hal yang sangat menarik. Yaitu Musamus atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rumah Semut. Musamus merupakan “istana” yang dibangun oleh koloni semut menggunakan bahan dasar tanah, rumput kering,  dan air liur sebagai perekatnya. Yang istimewa dari Musamus ini adalah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong, sehingga membuat semut terlindungi dari air hujan dan bisa mencapai ketinggian 5m lebih. Selain itu, lorong-lorong ini juga berfungsi melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Uniknya Musamus ini hanya ada di dua tempat di dunia, yaitu di Afrika dan Indonesia (Merauke).
Bagi Anda yang tidak memiliki banyak waktu untuk menjelajah TN Wasur, Anda dapat mengunjungi Pusat Informasi TN Wasur. Di dalam pusat informasi Wasur tersebut, Anda akan lebih mengenal tentang flora dan fauna khas Merauke, tempat pembuatan minyak kayu putih, dan juga cara hidup masyarakat asli Merauke.  Anda juga dapat mengunjungi taman anggrek yang letaknya tidak jauh dari pos penjaga. Di sana Anda dapat melihat dan sekaligus membeli anggrek sebagai kenang-kenangan dari TN Wasur. Anggrek yang terkenal di Wasur adalah jenis anggrek nenas (Dendrobium similiae). Selain taman anggrek, Anda juga dapat mengunjungi penangkaran kangguru. Ops.. Jadi jangan salah loh.. bukan hanya Australia saja yg terkenal dengan kanggurunya, di negara kita juga punya penangkaran kangguru.


Setelah menyaksikan atraksi hewan, taman anggrek, penangkaran kangguru, dan Musamus, Anda dapat melakukan aktivitas lainnya seperti berkano, memancing, berenang, ataupun berkuda. Jika Anda ingin berganti suasana, Anda dapat melakukan wisata budaya dengan mengunjungi perkampungan Suku Marind yang terletak di dalam area Taman Nasional Wasur. Di sana Anda dapat menyaksikan kehidupan Suku Marind yang tetap memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam. Atau anda dapat juga pergi ke Rawa Biru yang lokasinya tidak dari TN Wasur.

Jembatan 7 Wali-wali
Jembatan yang memiliki panjang 565 meter ini, menghubungkan antara Kota Merauke dan distrik Kuprik. Dari atas jembatan ini kita bisa melihat sungai Maro yang membelah Kota Merauke.







Kita juga dapat melihat sunrise maupun sunset yang sangat menarik dari atas jembatan ini. Dan yang lebih menarik lagi apabila pada saat pergantian tahun tepatnya jam 24:00 anda akan melihat hal yang sangat menabjubkan dari atas jembatan ini.




Wisata Sejarah
Tugu Merauke
Tugu yang letaknya di jantung kota ini merupakan tugu untuk mengenang peristiwa kedatangan bangsa asing ke Merauke. Kedatangan bangsa Belanda melalui Sungai Maro hingga bertemu dengan Suku Marind – suku asli Merauke. Dimana pada peristiwa tersebut terjadi kesalahpaaham pengertian bahasa antara Suku Marind dengan bangsa Belanda. Saat menanyakan mengenai sungai yang mereka lalui, Suku Marind menjawabnya dengan ucapan “Maro-Ka-Ahe” yang artinya “ini Sungai Maro”. Hingga akhirnya menjadi kata Merauke.

Pada tugu ini terdapat patung seorang asing bersama dua orang Suku Marind yang berpakaian tradisional sedang mengangkat sebuah hati dan salah satu orangnya menunjuk ke satu arah, yang berarti hati mereka satu dan mereka memiliki tujuan yang sama tanpa ada memandang perbedaan. Itulah yang menggambarkan motto atau semboyan dari kota Merauke “Izakod Bekai Izakod Kai”, yang artinya “Satu Hati Satu Tujuan”.

Tugu Pepera
Mudah saja untuk anda menemukan tugu ini, karena letaknya yang berada di pusat kota. Tugu Pepera ini dibangun pada 17 September 1969 untuk memperingati bersatunya wilayah Irian Barat (sekarang Papua) ke negara Indonesia.






Tugu L B Moerdani
Tugu L.B. Moerdani, merupakan sebuah tugu peringatan peristiwa penerjunan Tentara Indonesia di bumi Papua untuk merebut Irian Barat (sekarang Papua) dari tangan pemerintah Belanda. Penerjunan ini dilakukan pada tanggal 4 Juni 1962 yang dipimpin oleh Mayor L.B. Moerdani. Tugu yang merupakan persembahan dari masyarakat Merauke untuk menghormati jasa para pejuang pembebasan Irian Barat ini, diresmikan pada tanggal 2 Oktober 1989, dan terletak di distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.

Tugu Kembaran
Yaitu tugu Sabang-Merauke, tugu kembaran yang hanya terdapat di Sabang dan Merauke. Bentuknya yang sama menggambarkan luas wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Tugu yang masuk ke dalam Distrik Sota ini berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Merauke. Di dekat tugu berdiri pos yang dijaga oleh personil TNI. Tempat yang dulu sepi kini berubah menjadi ramai karena di sekitarnya berjejer warung-warung makanan yang dikelola oleh para pendatang, umumnya berasal dari Pulau Jawa.

Tugu Perbatasan RI-PNG
Tak jauh dari Tugu Sabang-Merauke, kurang lebih 500 meter, berdiri sebuah tugu yang merupakan garis batas Indonesia dan PNG. Tugu setinggi kira-kira 1,6 meter ini diresmikan pada November 1983. Batas tanda ditetapkan dengan koordinat posisi lintang selatan 8 derajat 25' 45" dan bujur timur 141 derajat 01' 10". Kawasan setelah tugu sebenarnya merupakan daerah tak bertuan (no-man's land) namun sering digunakan pelintas batas sebagai jalan setapak untuk kegiatan ekonomi.

Tempat di asingkannya Soekarno-Hatta
Anda juga bisa melihat tempat dimana Presiden dan Wakil Presiden pertama, di asingkan ke penjara bawah tanah oleh kaum muda demi kemerdekaan Indonesia. Yang bertempat kurang lebih 600km dari Kabupaten Merauke. Yaitu tepatnya di Kabupaten Boven  Digoel.




 


Wisata Budaya
Untuk wisata budaya dapat Anda saksikan pada waktu-waktu tertentu atau khusus saat upacara adat atau menyambut tamu negara dan tamu penting yang datang ke Merauke. Tari Nggatsi adalah tarian asli suku Marind yang ada di Merauke.
Di Distrik Kimaam setiap bulan Agustus kabarnya juga diadakan Festival Dambu yang menampilkan tari dan gulat tradisional.

Distrik Kimaam merupakan lokasi terjauh yang dapat dicapai dari Kota Merauke. Setidaknya dibutuhkan waktu 45 menit dengan pesawat perintis atau 12 jam dengan kapal motor. Belum ada rute melalui jalan darat.
Atau pada saat ulang tahun Republik Indonesia anda akan melihat berbagi suku, etnis, dan budaya yang di tampilkan pada karnaval.




Nah... Gimana Meraukeku Indahkan.? :-)
Selengkapnya...